Rabu, 24 Oktober 2012

TULISAN ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN

           Menulis karya ilmiah tidak sama dengan menulis tulisan popular.  Menulis karya ilmiah mempunyai aturan-aturan dan teknik tertentu yang harus diikuti.  Dalam dunia ilmiah kita ketahui bahwa ilmu dan  pengetahuan didahului oleh ilmu dan pengetahuan sebelumnya, sehingga sebelum menulis tentu didahului dengan mengumpulkan informasi ilmu dan pengetahuan sebelumnya, sehingga menulis tidak dapat dipisahkan dengan membaca.  Dalam dunia perpustakaan istilah pencarian informasi dikenal dengan penelusuran literatur.  Maka beruntunglah pustakawan cukup mempunyai bekal dengan memiliki pengetahuan penelusuran literatur. 
           Menulis harus diawali dengan munculnya ide/gagasan tentang suatu topik.  Ide/gagasan muncul bisa dari si penulis sendiri tetapi dapat juga atas permintaan. Gagasan atau ide dapat diciptakan oleh si calon penulis dengan cara membaca situasi/kondisi atau membaca-baca literatur. Selanjutnya adalah tergantung mengembangkan ide dan hasil penelusuran menjadi bermanfaat melalui suatu tulisan. 
           Tulisan karya ilmiah sama pentingnya dengan pelaksanaan penelitian karena hasil penelitian yang tidak dituangkan kedalam laporan atau bahkan diterbitkan orang tidak akan tahu apa yang telah dilakukan.  Oleh karena itu menulis harus dipahami oleh orang yang membacanya. Menulis tulisan ilmiah yang efektif tidaklah mudah.  Pada umumnya tulisan yang baik akan  dapat dibaca dan dipahami oleh orang yang bukan bidangnya stsu orang yang baru mempelajarinya.
           Hasil penelitian Hermanto (2004) menunjukkan bahwa faktor penghambat pustakawan  menulis artikel umumnya adalah rendahnya .kemampuan dan minat menulis, hampir seluruh responden yang diteliti menyarankan adanya pelatihan menulis artikel, sedangkan Sulistyo-Basuki (1997) mengatakan bahwa pustakawan yang mengikuti majalah profesi sangat minim sekali.  

BAB II. PEMBAHASAN
Tulisan ini khususnya membahas tentang penulisan ilmiah: faktor penting dan penyiapan dalam penulisan, serta tidak dapat dihindari adanya pengetahuan tentang jenis-jenis terbitan, juga hal-hal yang berkaitan dengan penulisan ilmiah bagi pustakawan.  Makalah ini ditulis dengan tata ururt sebagai berikut :

1.     Pendahuluan.
2.     Faktor-faktor penting.
3.     Penyiapan penulisan ilmiah
4.     Format tulisan ilmiah
5.     Tahap-tahap membuat tulisan ilmiah.
6.     Perbedaan penerbitan ilmiah dan populer
7.     Angka kredit karya Ilmiah dan bagi pustakawan.
8.     Penutup.

Sebelum membahas lebih jauh, perlu persamaan pemahaman terlebih dahulu tentang batasan karya tulis ilmiah, karya ilmiah, dan karya tulis populer.

Karya tulis ilmiah adalah
           Tulisan yang disusun oleh orang atau sekelompok orang (tim) yang melakukan penelitian/kajian. Karya ini mempunyai bertujuan menjelaskan secara akurat prosedur/metode yang berlaku dan menyajikan hasil penelitian .  Karya ini ditulis dengan format standard: abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka.

Contoh:
           Laporan penelitian
           Skripsi
           Tesis/Disertasi
           Tugas akhir
           Makalah hasil penelitian
2. Faktor-faktor Penting

           Faktor-faktor penting dari sebuah tulisan ilmiah yang dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh pembaca (masyarakat ilmiah/non ilmmiah) antara lain :
  1. Kemampuan berbahasa tertulis : dengan menggunakan bahasa yang benar
  2. Topiknya:
    1.  up to date dan atau
    2. sesuai dengan keinginan dan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pembaca,
    3. memberikan solusi
    4. bukan hasil karya orang lain/meniru bahkan menjiplak
  3. Bahasanya mudah dimengerti oleh pembaca
  4. Tata cara penulisan sesuai kaidah penulisan ilmiah dan konsisten
    1. Penetapan judul
    2. Penulisan kalimat
    3. Penyusunan paragraf
    4. Kesinambungan antar paragraf
  5. Tujuan menulis
  6. Pengumpulan data
  7. Penelusuran
  8. Penulisan sumber serta cara pengutipan:
Referensi yang digunakan tidak ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Penyiapan Penulisan Ilmiah

           Suatu tulisan ilmiah akan dibaca oleh orang lain, bahkan akan diguanakan sebagai acuan dalam sebuah penulisan.  Dalam ilmu perpustakaan dikenal dengan istilah sitiran.  Penggunaan sumber referensi tulisan orang berarti menyitir (citing), sedangkan tulisan yang digunakan sebagai acuan dinamakan disitir (Cited).  Oleh sebab itu sebelum memulai menulis diperlukan persiapan terlebih dahulu, berikut adalah petunjuk penyiapan penulisan ilmiah:

  1. Mengorganisir informasi Mengumpulkan seluruh karya atau informasi yang berkaitan dalam suatu map
  2. Mengidentifikasi pembaca: Karya yang akan ditulis sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman dan minat pembaca.
  3. Menetapkan tujuan:  Menentukan subjek, masalah khusus yang menjadi isue,  apa yang telah  dihasilkan pada karya terdahulu, metode apa yang akan digunakan untuk          mencapai tujuan.
  4. Membuat outline:  Biasanya satu atau dua halaman akan merinci atau membagi item menjadi   item yang lebih kecil.  Selain itu juga untuk menghindari overlaping isi tulisan.
  5. Kejelasan Tulisan yang tidak rapi, membingungkan, mengaburkan dan menyesatkan            pembaca hampir pasti akan berdampak yang buruk pada masyarakat  ilmiah 
  6. Kejujuran dan kepercayaan Dengan membaca artikel yang ditulis diharapkan akan menambah  pengetahuan dan pengalaman bagi pemcacanya. Hindari istilah yang menyangatkan atau luar biasa.
  7. Penyusunan draf pertama kemudian dikoreksi ulang selanjutnya penyelesaian akhir penulisan  
BAB III. DAFTAR PUSTAKA



Jumat, 19 Oktober 2012

KARYA ILMIAH (*Tulisan)


BAB I. PENDAHULUAN 

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain.
Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan. Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu.
Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis.


BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah
Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 : 111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya. Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

A.   Jenis-jenis Karya Ilmiah

            Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa jenis karya ilmiah yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari artikel, makalah dan laporan penelitian.  Artikel adalah hasil karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel, penulisannya menggunakan tata cara ilmiah dengan pedoman yang ada. Artikel dapat berupa hasil penetian lapangan, hasil pemikiran murni penulis dari sebuah kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisannya, artikel dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.
            Karya ilmiah yang lain adalah makalah, makalah dibuat berupa hasil pemikiaran  sistematis dan runtut dengan analisis yang logis dan tidak berpihak (objektif). Selain artikel dan makalah, jenis karya ilmiah yang lain adalah adalah laporan penelitian. Sesuai dengan namanya maka laporan penelitian berupa pemaparan tentang proses dan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang dilakukan dapat bersifat kuantintatif atau kualitatif. 

C. Metode Pembuatan Makalah
            Salah satu tujuan penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan disertai penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis memang perlu diketahui dan diperhatikan. Makalah sebagai karya ilmiah memiliki ciri-ciri objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis dan logis. Sehingga baik tidaknya suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, logis tidaknya pembahasan dan kejelasannya.
            Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam yaitu, makalah deduktif, induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teori yang relevan dengan masalah yang dibahas, makalah induktif ditulis berdasarkan data empiris di lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas, sedangkan makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris di lapangan.
            Secara garis besar makalah tidak lebih dari 20 halaman, isi dan sistematikanya meliputi bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar (jika ada). Bagian inti terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik pembahasan, tujuan penulisan makalah. Bagian inti makalah yang lain adalah teks utama, dan penutup. Sedangkan bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran (jika ada).

Isi Bagian Awal  
Halaman Sampul
Halaman sampul memuat judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, tempat dan waktu penulisan makalah.

Daftar Isi
Daftar isi memberikan panduan dan gambaran tentag garis besar isi makalah, sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang dianggap penting dan membangun makalah. Penulisan daftar isi menggunakan spasi tunggal dan jarak antar bagian ditulis 2 spasi 

Daftar Tabel dan Gambar 
Daftar tabel dan gambar bersifat fakultatif (bukan keharusan), hal ini dimaksudkan bahwa tidak semua makalah memerlukan tabel dan gambar.

Isi Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok yaitu pendahuluan, teks utama (pembahasan topik-topik) dan penutup. Penulisan sistematikanya memiliki beberapa alternatif pilihan, yaitu:
1.      Penulisan dengan menggunakan angka Romawi atau Arab.
2.      Menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad
3.      Tanpa menggunakan angka atau abjad. 

Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah.
Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara:

Cara pertama
1. Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang
    1.2 Masalah dan Topik Bahasan
    1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Cara kedua
Tanpa penomoran dan subbagian, untuk membedakannya antara masing-masing paparan cukup dengan penggantian paragraf.

Teks Utama
Berisi pembahasan topik-topik makalah, isinya bervariasi bergantung pada topik yang dibahas. Jika dibahas tiga topik, maka ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama. 

Penutup
Bagain penutup berisi kesimpulan dan saran.

Isi Bagian Akhir  
Bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran jika ada

Daftar Rujukan
Daftar rujukan dibuat sepert halnya dalam pembuatan artikel dengan mencantumkan sumber penulisan makalah.  

Lampiran
Lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses  penulisan makalah, hal yang dimaksud dapat berupa data (dapat kuantitif atau kualitatif) atau hal lain tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran juga diberi nomor halaman. 


BAB III. KESIMPULAN
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain.


BAB IV. DAFTAR PUSTAKA 
·         Makalah “Teknik Penulisan Karya Ilmiah” oleh Dwi Purnomo 
·         http://www.scribd.com/doc/48880445/Pengertian-Karya-Ilmiah

Kamis, 18 Oktober 2012

KARYA ILMIAH (*Tugas)

Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karangan ilmiah, laporan penelitian, makalah atau paper, artikel, dan lain-lain. berikut contoh sebuah karya ilmiah yang pernah saya buat :


DAYA SAING INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING
BAB I. LATAR BELAKANG
            Investasi asing bisa disebut sebagai Penanaman Modal Asing (PMA) atau bisa juga disebut Foreign Direct Investment (FDI). Penanaman modal asing memberikan banyak hal positif dalam perekonomian suatu negara, seperti misalnya Thailand, China, atau Korea Selatan. Untuk di Indonesia sendiri, dampak positif dari adanya penanaman modal asing adalah pada zaman Orde Baru. Yang pada saat itu pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 7% pertahun selama periode 1890 an.
            Namun di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam mendatangkan investor asing dalam membangun perekonomian negara, mendapat kritikan dari para sejumlah ekonom. Seperti yang dikatakan Robert Eisner, Eisner mengatakan dalam bukunya yang berjudul The Misunderstood, ia mengatakan bahwa apabila investasi asing terlalu besar masuk ke Indonesia, bisa mengakibatkan hutang baru, yang dimana Indonesia sudah mempunyai cukup banyak hutang terhadap negara-negara lain. Dan Eisner juga mengatakan bahwa investasi asing tidak selalu baik dalam membangun suatu ekonomi negara. Contohnya saja jika investasi asing terlalu besar, sedangkan ekspor masih sangat rendah, maka pendapatan negara yang diperoleh dari keuntungan investasi akan beralih ke luar negeri, sehingga menyebabkan kerugian bagi Indonesia. Yang konsekuensinya sebagian pendapatan kita pun diberikan kepada investor, yang akhirnya Indonesia mengalami keuntungan yang amat sedikit.
            Tetapi di lain sisi, investor asing sangat berdampak positif terhadap Indonesia, jika investor asing masuk, maka otomatis akan menekan tingkat pengangguran yang juga menjadi salah satu masalah yang cukup rumit bagi Indonesia. Namun apabila kita berkaca terhadap singapura yang menduduki tingkat pertama dalam survey Doing Bussines 2010 World Bank karena Singapura memiliki daya saing yang tinggi, padahal singapura sangat terbatas dalam hal sumber daya alam. Sangat jauh berbeda dengan Indonesia yang hanya memiliki peringkat 122 dari 183 negara yang disurvei.
Padahal jika dibandingkan dari tingkat sumber daya alam, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan Singapura. Sudah jelas, ternyata sumber daya alam yang melimpah bukan menjadi jaminan bagi membaiknya daya saing suatu negara. Ternyata jika dibandingkan Indonesia dengan Singapura memang memiliki perbedaan yang cukup jauh berbeda. Namun dilihat dari survey Doing Bussines Indonesia mengalami kemajuan tau perbaikan, jika dibandingkan tahun lalu Indonesia berada di peringkat 129 dan tahun 2010 indonesia berada dalam peringkat 122. Dan ada empat faktor yang membaik dalam investasi asing ke Indonesia, diantaranya membaiknya kemudahan memulai usaha di Indonesia, mempekerjakan tenaga kerja, mendaftarkan properti, serta melindungi investor mengalami perbaikan investor.
namun ada Enam indikator yang mengalami penurunan peringkat di antaranya; mengurus izin konstruksi, memperoleh kredit, membayar pajak, perdagangan  melalui perbatasan, menjalankan kontrak.


BAB II. MASALAH
1.      Terlalu tingginya tingkat korupsi di Indonesia yang akhirnya menghambat pertumbuhan investasi, terutama investasi asing ke Indonesia.
2.      Ketidak konsistenan dalam hukum yang menyebabkan Indonesia tidak dihargai oleh negara-negara lain, sehingga menghambat Indonesia dalam menarik investasi asing.
A. Asumsi
            Semakin baiknya perekonomian Indonesia pada tahun 2010 ini, yang didukung oleh terjaganya stabilitas dalam sector keuangan, yang diharapkan akan terus memberikan dampak yang positif bagi perekonomian Indonesia di tahun tahun berikutnya. Membaiknya minat investasi di Indonesia merupakan pendorong utama bagi perbaikan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2011 perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,8 % hingga 6,5 %. Bahkan pertumbuhan ini bisa meningkat lebih dari yang diperkirakan yang diikuti oleh membaiknya tingkat investasi dan terjaganya nama baik pemerintah di mata para investor asing.

BAB III. LANDASAN TEORI
             Makalah ini diambil dari beberapa sumber di internet :
Dirdjosisworo, Soedjono menerangkan bahwa dalam literatur ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan dalam bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing  maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).
Menurut Nindyo Pramono bahwa investasi langsung investor mengendalikan manajemen, biasanya dilakukan oleh perusahaan trans-nasional dan periode waktunya panjang karena menyangkut barang-barang. Modal investasi langsung lebih tertarik pada besar dan tingkat pertumbuhan pasar, tenaga kerja dan biaya produksi serta infrastruktur. Sedangkan pada investasi portofolio, investor hanya menyediakan modal keuangan dan tidak terlibat dalam manajemen. Investornya adalah investor institusional, bersifat jangka pendek dan mudah dilikuidasi dengan cara menjual saham yang dibeli.


BAB IV. PEMBAHASAN MASALAH
A. Tingginya Tingkat Korupsi di Indonesia
            Korupsi di Indonesia sudah tidak asing lagi, karena kasus korupsi di Indonesia sudah sangat merajalela. Dan yang lebih mengenaskan lagi, korupsi banyak dilakukan oleh bejabat yang cukup berperan baik dalam memajukan Indonesia. Banyak dampak yang terjadi dari adanya korupsi, seperti halnya dalam bidang perekonomian. Di antaranya yang pertama korupsi mengurangi pendapatan investasi negara secara keseluruhan. Dan akibatnya dengan adanya hal ini dapat menurunkan minat para investor untuk menanamkan investasi. Yang kedua, korupsi mendorong ketidakstabilan pendapatan dan pengeluaran negara, contohnya saja dari adanya korupsi yang muncul saat pemungutan pajak. Yang terakhir dampak darinya adanya korupsi ialah menjadikan suatu beban ekonomi, khususnya bagi keluarga miskin. Karena dengan terus meningkatnya tingkat korupsi menjadikan pertumbuhan ekonomi yang buruk, seperti halnya dalam segi pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Yang secara logikanya hal tersebut akan memperlemah kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Belum lagi jika kemungkinan korupsi yang timbul pada program sosial rakyat miskin, yang akhirnya semakin menyengsarakan rakyat Indonesia.
            Korupsi di Indonesia memang sudah sangat cukup parah, yang pada akhirnya akan menyulitkan pertumbuhan investasi, khususnya investasi asing ke Indonesia. Korupsi juga merupakan faktor utama yang menyebabkan ketidakpastian hukum di Indonesia. Padahal tinggi rendahnya suatu tingkat investasi tergantung dari faktor ketidakpastian hukum. Dan faktor ketidakpastian hukum juga tergantung dari tinggi rendahnya tingkat korupsi di Indonesia. Semakin tingginya tingkat korupsi di Indonesia, maka akan semakin rendah pula tingkat investasi ke negara yang bersangkutan. Yang kedua, korupsi akan membuat para pengusaha asing menjadi ketakutan untuk menanamkan investasinya ke Indonesia, mereka takut akhirnya akan merugikan diri mereka sendiri.
            Akibat yang ditimbulkan dari parahnya tingkat korupsi di Indonesia adalah hilangnya kepercayaan investor terhadap Indonesia, dan yang pada akhirnya berdampak pada sector riil. Usaha Indonesia untuk mengundang para penanam modal dari luar negeri menjadi sia-sia, karena para investor sudah melihat adanya korupsi dimana mana dan sudah tidak percaya terhadap sektor keuangan dan perbankan di Indonesia. Belum lagi korupsi yang terjadi dalam instansi pemerintah yang menyebabkan gagalnya proyek-proyek pembangunan bantuan luar negeri.dan juga akan menimbulkan ketidakadilan terhadap masyarakat. Selama ini penyebab runtuhnya ekonomi di Indonesia diakibatkan adanya korupsi yang kurang cukup mendapat tekanan, khususnya tekanan dari pemerintah Indonesia atau ketidaktegasan pemerintah Indonesia.

            Terbukti bahwa korupsi merupakan masalah yang sangat rumit, serta berdampak negatif terhadap ekonomi nasional Indonesia. Untuk itu harus diadakan strategi antikorupsi yang harus segera digunakan dalam meberantas tingkat korupsi yang sudah terlanjur parah ini. Upaya upaya untuk memberantas korupsi ialah dengan menunjukkan ketegasan pemerintah dalam mengadili para koruptor dan harusnya memiliki lembaga lembaga pertanggungjawaban yang efektif dalam mengawasi pemerintahan.  

II. Ketidak Konsistenan dalam Hukum
Dalam undang undang dasar 1945 dinyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga segala sesuatu permasalahan yang ada harus diselesaikan oleh hukum. Hukum adalah sesuatu amanah atau suatu perjanjian social antara rakyat dan penguasa sehingga hukum yang baik  harus memenuhi beberapa tahapan. Pertama peraturan atau hukum itu dibuat harus memperhatikan keadaan masyarakat sehingga ketika hukum itu di berlakukan akan ditaati dan dipatuhi masyarakat, kedua hukum di buat harus mempertimbangkan aspek yuridis dalam hal ini melihat jangan  sampai peraturan yang satu dengan yang lainnya bertentangan sehingga akan menimbulkan ketidakpastian dalam penerapannya, ketiga harus dilihat juga dasar filosofi peraturan itu dibuat sehingga ketika peraturan itu sudah jadi tidak menimbulkan masalah baru.
Dengan tidak konsistennya hukum menjadi penyebab terjadinya kejadian atau bencana yang akhirnya merugikan masyarakat Indonesia. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus menegakkan hukum secara penuh, walaupun peraturan itu sudah tidak sesuai dengan kondisi masyarakat. Akibat dari ketidakkonsistenan dalam hukum di Indonesia menyebabkan Indonesia tidak dihargai oleh negara negara lain yang akhirnya akan menghambat investor masuk ke Indonesia. Mereka tahu bahwa pemerintah Indonesia tidak tegas dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia. Ketika terjadi ketidakkonsistenan hukum dalam sebuah negara, maka bangsa itu akan terinjak-injak tetapi jika negara tersebut konsisten dalam menetapkan sesuatu aturan-aturan atau hukum, maka pastilah negara tersebut akan disegani. Dan negara tersebut akan mudah dalam meningkatkan investasi, khusunya menarik minat investor asing.
Menurut General Marketing Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun, mengatakan bahwa sebagian besar investor asing berpendapat bahwa di Indonesia tidak ada kepastian hukum.dan control di bidang hukum di Indonesia masih lemah, sehingga tidak ada kepastian hukum. Dan kepala BKPM, Muhammad Luthfi, menyebutkan lima hambatan serius dalam berinvestasi di Indonesia, yaitu :
·         Lamanya proses perizinan
·         Tidak adanya rules of law
·         Masalah pemutusan hubungan kerja
·         Masalah infrastruktur dan masalah insentif.
Banyak faktor yang menimbulkan masalah ketidakpastian hukum dalam penyelenggaraan investasi. Salah satunya adalah karena tidak adanya kepastian hukum yang mengenai pengaturan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal penanganan investasi asing. Dan selain menyebabkan tidak jelasnya penanganan kegiatan investasi asing otonomi daerah juga telah menimbulkan ketidakpastian hukum dalam hal pungutan pajak dan sejenisnya dalam investor asing. Di satu pihak, investor asing harus membayar pajak kepada pemerintah pusat, dan di lain pihak juga investor harus membayar beberapa jenis pungutan baru kepada pemerintah daerah, yang akhirnya akan mengurangi keuntungan para investor asing. Dan lebih dari itu, pungutan-pungutan baru yang dilakukan pemerintah daerah, tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Masalah penegakan hukum termasuk yang paling sering dikeluhkan oleh investor asing. Tidak adanya kepastian hukum menyebabkan investor merasa kecewa dan khawatir.


BAB V.  KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Dampak korupsi terhadap perekonomian, di antaranya, pertama, korupsi mengurangi pendapatan investasi (baik dari sisi nominal maupun dari pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan). Hal ini menurunkan minat investor untuk menanamkan investasi. Kedua, korupsi mendorong ketidakstabilan pendapatan dan pengeluaran negara. Korupsi di Indonesia memang sudah sangat cukup parah, yang pada akhirnya akan menyulitkan pertumbuhan investasi, khususnya investasi asing ke Indonesia. Korupsi juga merupakan faktor utama yang menyebabkan ketidakpastian hukum di Indonesia.
Hukum adalah sesuatu amanah atau suatu perjanjian social antara rakyat dan penguasa sehingga hukum yang baik  harus memenuhi beberapa tahapan. Pertama peraturan atau hukum itu dibuat harus memperhatikan keadaan masyarakat sehingga ketika hukum itu di berlakukan akan ditaati dan dipatuhi masyarakat, kedua hukum di buat harus mempertimbangkan aspek yuridis dalam hal ini melihat jangan  sampai peraturan yang satu dengan yang lainnya bertentangan sehingga akan menimbulkan ketidakpastian dalam penerapannya, ketiga harus dilihat juga dasar filosofi peraturan itu dibuat sehingga ketika peraturan itu sudah jadi tidak menimbulkan masalah baru. Banyak faktor yang menimbulkan masalah ketidakpastian hukum dalam penyelenggaraan investasi. Salah satunya adalah karena tidak adanya kepastian hukum yang mengenai pengaturan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal penanganan investasi asing.

B. Saran
Untuk korupsi di Indonesia itu harus diadakan strategi antikorupsi yang harus segera digunakan dalam meberantas tingkat korupsi yang sudah terlanjur parah ini. Upaya upaya untuk memberantas korupsi ialah dengan menunjukkan ketegasan pemerintah dalam mengadili para koruptor dan harusnya memiliki lembaga lembaga pertanggungjawaban yang efektif dalam mengawasi pemerintahan.  Dan untuk hukum di Indonesia, pemerintah harus tegas dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia khususnya dalam bidang per investasian di Indonesia.


BAB VI. DAFTAR PUSTAKA
  1. http://els.bappenas.go.id/upload/other/Investasi%20Asing%20Dan%20Pembangunan.htm
  2. http://andev.multiply.com/reviews/item/33
  3. Curry, Jeffry Edmund. 2001, Memahami Ekonomi Internasional, Memahami Dinamika Pasar Global, Penerbit PPM,Jakarta
  4. http://fe.iluni.or.id/hal/berita/detail/255/memberantas_korupsi__menyelesaikan_krisis_.html

Pengikut