Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna
referensial sebab makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai makna yang
sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran,
perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut
informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna denotasi sering
disebut sebagai ’makna sebenarnya’(Chaer, 1994). makna yang sebenarnya yang
sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna
pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Umpama kata perempuan
dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang sama, yaitu
’manusia dewasa bukan laki-laki’.
Contoh :
- Ibu membeli susu sapi di peternakan dekat rumah.
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal.
- Ayah membeli kambing hitam di pasar
Dari contoh kalimat di atas sudah sangat jelas
terlihat bahwa kalimat itu merupakan makna yang sebenarnya.
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan
langsung pada acuan atau makna dasarnya.
Contoh:
merah
: warna seperti warna darah.
ular
: binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap
makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.
Contoh:
Makna dasar Makna tambahan
Makna dasar Makna tambahan
(denotasi)
(konotasi)
merah : warna ………………………. berani; dilarang
merah : warna ………………………. berani; dilarang
ular: binatang …………………….............menakutkan/ berbahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar