BAB I. LATAR BELAKANG
Sebagian besar penduduk di republik ini menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Indonesia sebagai negara agraris juga dapat dicirikan melalui komposisi pemanfaatan lahannya (land utilization), di mana sebagian besar lahan tersebut dipergunakan untuk pertanian, yaitu lebih dari 77,04%. Meskipun ahan pertanian mempunyai porsi yang cukup besar dibandingkan dengan yang lainnya, namun dari segi sumbangannya terhadap Gross Domestic Product (GDP) ternyata tidak sebesar yang diharapkan. Sektor pertanian justru hanya memberikan sumbangan sebesar 16,92% atau lebih kecil dari sektor industri manufaktur yang mampu memberikan konstribusi sebesar 26,04% (Departemen Pertanian, 2004).
Peran sektor pertanian akan lebih optimal jika didukung dengan sistem perencanaan yang terpadu, berkelanjutan, dan diimbangi dengan penyediaan anggaran. Untuk memperkuat posisi sektor pertanian, maka ketersediaan modal bagi pelaku usaha pertanian merupakan sebuah keharusan. Fungsi modal dalam tataran tingkat mikro (usahatani), tidak hanya salah satu faktor produksi melainkan juga berperan untuk meningkatkan kapasitas dalam mengadopsi teknologi. Pada era teknologi pertanian yang semakin modern, pengerahan modal yang intensif baik untuk alat-alat pertanian yang semakin modern, pengerahan modal yang intensif, baik untuk alat-alat pertanian maupun sarana produksi mungkin akan akan menjadi suatu keharusan. Departemen Pertanian sudah sejak lama merintis penerapan pola pemberdayaan seperti ini melalui berbagai kegiatan pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan pemberdayaan dilaksanakan melalui fasilitasi Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) yang langsung ditransfer ke rekening kelompok.
BAB
II. PEMBAHASAN
Penguatan Modal
Usaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dana bagi pelaku pertanian yang
mengalami keterbatasan modal sehingga selanjutnya mampu mengakses pada lembaga
permodalan secara mandiri. Fasilitasi penguatan modal usaha kelompok ini
merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat petani, yang dikawal dengan
kegiatan terkait yaitu penguatan kelembagaan petani dan peningkatan SDM petani
melalui pembinaan, penyuluhan, pelatihan, monitoring, evaluasi, dan lainnya.
Pemanfaatan dana PMUK ini dilakukan dalam format bergulir dalam rangka
pemantapan kelembagaan kelompok menjadi lembaga usaha yang dapat meningkatkan
kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif. Pola pemberdayaan
seperti ini diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha dan
mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan pertanian yang akan menjadi
embrio tumbuhnya inti kawasan pembangunan wilayah. Tujuan pemberdayaan
masyarakat pertanian melalui penguatan modal usaha kelompok adalah sebagai
berikut :
- Memperkuat modal pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan pangan.
- Meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha pertanian.
- Mengembangkan usaha pertanian dan agroindustri di kawasan pengembangan.
- Meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok.
- Mendorong berkembangnya lembaga keuangan mikro agribisnis dan kelembagaan ekonomi pedesaan lainnya.
Manfaat Media Twitter
Melihat contoh
dari para Petani Inggris yang mulai mempergunakan situs media sosial Twitter
untuk berbisnis dan mempromosikan produknya. Menurut mereka, cara ini bisa
meningkatkan keuntungan. Diberitakan The Telegraph, survei pada 1.000 orang,
yang dilakukan oleh JCB Workwear, menunjukkan kecenderungan ini. Petani
menggunakan Twitter untuk meminta saran dan berbagi informasi terbaru seputar
pertanian. Sebanyak 87% mengatakan media sosial adalah sarana efektif. Separuh
dari total responden mengaku menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan
pelanggan (28%), dan mempublikasikan isu terbaru seputar pertanian (41%). Bahkan,
beberapa orang (8%) menggunakannya untuk berhubungan secara langsung denan
birokrat pembuat kebijakan. Howard Topham, direktur JCB Workwear mengatakan,
kecenderungan baru ini adalah bentuk kesiapan dan optimisme petani untuk
berkompetisi bisnis produk tani di masa depan.
Pasar
atau konsumen merupakan hal terpenting dalam setiap usaha yang kita lakukan,
untuk dapat meneruskan usaha yang kita jalankan kita harus mengetahui kebutuhan
konsumen terhadap produk yang kita buat/produksi.
Kebanyakan dari petani itu hanya
mengasah kemampuan dalam membuat barang atua menciptakan barang (produsen
barang) banyak dari mereka yang lupa dengan pasar mana yang harus dibidik,
sehingga banyak produk yang dihasilkan oleh petani itu mental dipasaran sebab
konsumen tidak butuh barang tersebut, untuk itulah disini kami sajikan sebatas pengalaman
kami dalam menjalani usaha kami yaitu "AGRIBISNIS AYAM HIBRIDA".
Saat petani telah mampu
memproduksi barang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1.) pasar
2.) ada mentor
3.) kemampuan
PASAR: saat petani telah mampu
membuat produk/barang mereka harus menguasai teknik pemasaran, tapi memang
sekarang pemerintah sedang gencar melatih petani dalam berwirausaha shingga
petani dilatih bagaimana membidik pasar, tapi disisni kita bicara yang sudah
terlanjur bisa produksi barang bukan mau memproduksi.
Contohnya saja teknik pemasaran
ayam yang telah seorang petani lakukan, mungkin ada yang beda pendapat tapi itu
bukan masalah.
a.
promosi
·
saat kita sudah punya produk kita harus gencar
promosi diantara cara promosi:
·
pasang papan nama perusahaan
·
penyebaran brosur dan diberiakan pada daerah
sentra
·
Ada kantor usaha yang terletak dipinggir jalan
utama
·
Buat kantor itu selalu terlihat ramai ( misal
teman-teman kita disuruh parkir disitu walau kita harus menjaga
sepeda karena tidak ada orangnya,)
·
iklan radio, ada iklan radio yang cukup murah,
saat kita mengirim atensi selalu menyebut atau menyapa teman-teman kita yang
sedang asik dengan usahanya yang telah berhasil, walaupun sekarang jarang yang
mendengarkan radio
·
pasang orang didaerah-daerah sentra untuk ikut
berpromosi ( agen lokal) beri mereka vi saat mereka mampu menjual produk kita,
·
jangan lupa Kualitas barang ya.
·
buat blog internet yang mudah dipahami oleh
pembaca, jangan menggunakan bahasa yang kurang mampu dicerna oleh indonesia.
·
nimbrung di blog yang berhubungan dengan produk
kita, ikuti komentar yang ada sambil menawarkan barang kita disana .
·
ikuti pameran-pameran
- Manfaat Media Twitter
Melihat contoh dari para Petani Inggris yang mulai
mempergunakan situs media sosial Twitter untuk berbisnis dan mempromosikan
produknya. Menurut mereka, cara ini bisa meningkatkan keuntungan. Diberitakan
The Telegraph, survei pada 1.000 orang, yang dilakukan oleh JCB Workwear,
menunjukkan kecenderungan ini. Petani menggunakan Twitter untuk meminta saran
dan berbagi informasi terbaru seputar pertanian. Sebanyak 87% mengatakan media
sosial adalah sarana efektif. Separuh dari total responden mengaku menggunakan
media sosial untuk berhubungan dengan pelanggan (28%), dan mempublikasikan isu
terbaru seputar pertanian (41%). Bahkan, beberapa orang (8%) menggunakannya
untuk berhubungan secara langsung denan birokrat pembuat kebijakan. Howard
Topham, direktur JCB Workwear mengatakan, kecenderungan baru ini adalah bentuk
kesiapan dan optimisme petani untuk berkompetisi bisnis produk tani di masa
depan.
c.
mentor
Mentor adalah
orang -orang yang telah berhasil dibidang usaha yang sama dengan kita, dekati
mereka, buat mereka jadi teman syering, jadi saat kita ada kendala bisa minta
pendapat mereka, jangan cari orang yang hanya ngerti teori, pasti nanti akan
menyalahkan kita.
d.
. kemampuan
Sebenarnya
kita mampu tidak jadi pengusaha, kalo hanya sekedar membaca pasti tidak mampu
tapi laksanakan, tekuni, dan hasilkan, Tidak cukup hanya rencana dan ide ide
saja, tapi lakukan !!!
BAB III.
KESIMPULAN
Penguatan
Modal Usaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dana bagi pelaku pertanian yang
mengalami keterbatasan modal. Pemanfaatan dana PMUK ini dilakukan dalam format
bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok menjadi lembaga usaha
yang dapat meningkatkan kewirausahaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif.
Sasaran PMUK adalah begi petani yang kesulitan dalam permodalan. Saat petani
telah mampu memproduksi barang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah
pasar, adanya mentor dan kemampuan.
BAB IV.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar